Tak ada gading yang tak retak dan tak ada seorang pun
yang ingin statis dalam hidupnya. Hal ini sejalan dengan dua hadits
Nabi saw, pertama
menyatakan bahwa manusia adalah tempanya lupa dan salah, dan kedua
bahwa seorang yang sukses adalah orang yang mampu menjadikan hari ini
lebih baik daripada hari kemarin. Penulis menyadari bahwa hidup ini
adalah sebuah ajang untuk berjuang, baik secara fisik maupun mental.
Seseorang yang optimis dalam menjalani hidup ini, pasti akan
merasakan manisnya sebuah perjuangan, namun sebaliknya bila roda
kehidupan dijalani dengan penuh rasa beban, maka yang akan selalu
hadir dalam hati hanyalah kegelisahan dan kelelahan. Penulis selalu
berharap kepada Zat Yang Maha Mendengar agar selalu memberikan yang
terbaik dalam hidup ini sembari berusaha merubah nasib untuk lebih
baik. Karena pada dasarnya manusia tetap berkewajiban untuk
berikhtiar (berusaha) demi tercukupnya segala kebutuhan hidup.
Seseorang yang hanya berdoa dan berharap kepada Allah swt tanpa
diikuti dengan usaha, maka ia berarti tidak mengahargai bahkan
mengkufuri nikmat sehat dan sempat yang telah diberikan oleh Allah
swt. Oleh karena itu, alangkah beruntungnya, bagi seseorang yang
mampu melengkapi segala doa dan harapannya dengan berusaha, atau
sebaliknya, menghiasi dan menyempurnakan ikhtiarnya dengan berdoa.
Waktu akan terus berjalan dan umur manusia pun akan
terus terkikis oleh waktu. Saatnya, setiap jiwa betul-betul menyadari
bahwa hidup ini dan dunia ini akan segera binasa. Walau dalam hadits
dinyatakan bahwa berusahalah untuk duniamu
seolah engkau akan hidup selamanya, namun
bukan berarti melupakan masa depan (kehidupan akhirat). Pernahkah
kita berfikir, sudah berapa banyak bekal yang telah kita persiapkan
untuk kehidupan akhirat? Sudahkah kita bertobat dan memohon ampun
kepada Allah swt atas segala kemaksiatan yang telah kita lakukan? Dan
kapan kita mulai berkomitmen untuk menjadi orang yang baik yang
bersih dari lumuran dosa dan maksiat? Kini saatnya kita memperbanyak
istighfar memohoh
ampun kepada Allah swt atas segala dosa dan kemaksiatan yang telah
kita lakukan. Semoga hari-hari kelam masa lalu dapat menjadi
pelajaran berharga dan mengandung mutiara hikmah yang kelak
mengantarkan diri kita menjadi seseorang yang benar-benar tunduk dan
patuh terhadap perintah Allah swt secara sempurna. Semoga Allah swt
selalu membimbing kita ke jalan yang diridha’i dan dirahmati.
Amin. Wallaahu A’lam